Surakarta, SMP Negeri 23 –Rumput Belulang atau nama latinnya adalah Etesuine indica adalah salah satu jenis rumput yang sering dianggap gulma tidak berguna. Rumput ini banyak dijumpai di sekolah. Jika dibiarkan tumbuh liar, maka akan merusak pandangan dan menimbulkan masalah.
Salsabila Ayu Untari, Tim Inovasi Sekolah sekaligus pendamping Tim Karya Ilmiah Sekolah, menjelaskan potensi besar yang dimiliki Rumput Belulang serta manfaatnya jika diolah dan dimanfaatkan secara lebih bijaksana.
“Rumput Belulang ini memiliki potensi yang sangat besar jika kita bijak mengolahnya. Daripada sekadar dibuang, rumput ini dapat diolah menjadi produk yang berharga, salah satunya adalah sabun antimikroba. Kandungan zat alaminya efektif dalam membunuh bakteri dan mikroorganisme lainnya. Zat alami ini tentu lebih aman dibandingkan dengan zat kimia yang terkandung dalam sabun-sabun yang lain,” jelas Salsa.
Ia menambahkan bahwa selain memberi manfaat secara kesehatan, pengolahan secara benar tentu membantu mengatasi masalah limbah tanaman di sekolah, juga mendukung upaya perlindungan lingkungan.
Salsa juga merinci beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam inovasi Rumput Belulang ini.
“Alat-alat yang digunakan adalah: blender, gunting, mixer, sendok sayur, termometer, cetakan silikon, dua gelas beaker 1000 ml, baskom, dan penyaring. Adapun bahan-bahan yang dibutuhkan adalah: Minyak Zaitun (Olive Oil), Soda Api / Natrioum Hidroksida (NaOH), Rumput Belulang (Eleusine indica), Essential Oil, Air Sulingan / Air Murni (Aquades), dan Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil),” rincinya.
Lebih lanjut, ia memaparkan langkah-langkah yang timnya lakukan ketika mengolah rumput tersebut.
“Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Pertama, Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan. Kedua, Cuci bersih bagian daun dan batang Rumput Teki dengan air mengalir. Ketiga, Haluskan Rumput Belulang dengan cara dimasukkan ke dalam blender yang berisi 250 ml Aquades. Keempat, Pisahkan sari Rumput Belulang dari ampasnya menggunakan saringan. Kelima, Larutkan 122 gram NaOH dalam 500 ml Aquades. Keenam, Campurkan 450 ml Minyak Zaitun dan 450 ml Minyak Kelapa Murni dalam gelas beaker. Ketujuh, Tuangkan larutan NaOH ke dalam campuran minyak secara perlahan, Kedelapan, Campurkan ekstrak Rumput Belulang ke dalam campuran NaOH dan minyak. Kesembilan, Tambahkan Essensial Oil ke dalam campuran untuk memberikan aroma harum. Kesepuluh, Aduk campuran tersebut dengan mixer hingga mengental. Kesebelas, Tuangkan adonan sabun ke dalam cetakan silikon. Keduabelas, Biarkan sabun mengeras selama beberapa waktu. Terakhir, Lakukan pengujian mikroba untuk memastikan keamanan produk sabun yang dihasilkan,” paparnya.
Wildan Kanaka dan Cahya Paramitha Andini (8 F) mengaku bangga dapat terlibat dalam inovasi ini. Mereka juga menyampaikan beberapa manfaat yang didapat.
“Kebanggan bagi kami saat terlibat dalam tim inovasi sekolah. Inovasi inipun memberikan banyak manfaat, antara lain: Memberikan pengalaman kepada kami untuk mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan limbah di sekitar, Mengurangi populasi Rumput Belulang (Eleusine indica) sebagai gulma di halaman sekolah, Produk berupa sabun dapat diletakkan di wastafel sekolah untuk mendorong perilaku sehat yaitu mencuci tangan sebelum dan setelah makan, serta mengajarkan kepekaan dan cara memecahkan masalah (problem solving) kepada peserta didik,” kata mereka
Penulis : Dhama Ady Saputra, S. Pd.
Narasumber : Salsabila Ayu Untari, S. Pd., Wildan Kanaka dan Cahya Paramitha Andini (8 F).
Foto : Dokumentasi Sekolah.